Sejarah Sum 41

Manajer pertama mereka adalah Greig Nori, vokalis Treble Charger. Deryck meminta Greig Nori untuk menjadi manajer Sum 41. Greig Nori berpendapat bahwa Deryck adalah seorang anak yang sangat berambisi menjadi bintang rock. Sebagian besar lagu Sum 41 ditulis oleh Deryck, beberapa ditulis oleh Stevo, lagu-lagu yang ditulis Stevo seperti Pain for Pleasure (All Killer No Filler) dan Ma Poubelle (Underclass Hero) biasanya adalah hanya untuk lelucon. Stevo pernah berkata di Exposed, Much Music, tanpa Deryck kita hanya band yang memainkan lagu orang lain.
Pada tahun 2004, Sum 41 mengunjungi Republik Demokratik Kongo di mana terjadi perang saudara yg merupakan inspirasi album keempat mereka, Chuck. Nama Chuck didapat dari Chuck Pelletier, seorang A.U.N yang menyelamatkan hidup mereka ketika mereka di Kongo. Pada 12 Oktober album Chuck dirilis dengan suara yang lebih keras dan tidak ada humor lagi di dalamnya. Single pertamanya "We're All To Blame" yang lebih terdengar metal daripada punk diikuti "Pieces" lagu tenang yang masuk Top Chart di Kanada dan "Some Say" singel yg hanya dirilis di Kanada bersamaan dengan "No Reason" yg videonya hanya ada di US dan Eropa.
Pada bulan Juli tahun 2006, Deryck menikah dengan Avril Lavigne, yang sudah bertunangan satu tahun sebelumnya. Sebelumnya pada tahun yang sama, gitaris Sum 41, Dave mengundurkan diri dari Sum 41. Alasannya adalah karena Dave merasa sudah tidak cocok lagi dengan musik Sum 41. Deryck pernah mengungkapkan bahwa Dave sebenarnya sudah tidak tertarik lagi dengan aliran musik Sum 41 sejak album Does This Look Infected?. Dan akhirnya setelah mendengarkan contoh lagu di album Underclass Hero, Dave memutuskan untuk mengundurkan diri dan membuat band metal yang bernama Brown Brigade.
Cone pun juga mempunyai side-project band yang bernama The Operation M.D. dan beraliran Rock-Garage-Alternative. Cone berdua dengan Todd Morse (H2O, Juliette & The Licks) memang menginkan tidak banyak distorsi di band ini. Band yang berkonsep dokter ini mengeluarkan albumnya pada bulan Februari 2007 yang berjudul "We Have an Emergency" dan hanya dijual di Kanada. Ciri khas The Operation M.D. adalah kacamata bermotif caturnya yang dipakai masing-masing personil yaitu Dr. Dynamite (Cone) dan Dr. Rocco (Todd).
Album kelima mereka keluar tanggal 24 Juli 2007 yang berjudul Underclass Hero. Di album ini mereka kembali ke aliran asal mereka. Mereka mengakui mereka sangat bersemangat dalam pembuatan album ini. Albumnya pun lebih kaya akan suara dan liriknya pun lebih bagus. Dalam tur Underclass Hero, posisi Dave akan digantikan dengan Tom Thacker yaitu vokalis dan gitaris dari grup band Gob. Saking semangatnya, mereka selalu bilang kalau mereka akan tur kemana-mana. Pada bulan Mei 2009, mereka mengadakan sempat mengadakan konser di Jakarta, Indonesia
Setelah selesai tur Underclass Hero, mereka merilis album All The Good Shit yang merupakan kumpulan lagu-lagu hits Sum 41, mereka juga menyertakan 2 lagu baru yaitu Always dan Makes No Difference (Versi baru).
Sekarang mereka sedang mempersiapkan album keenam mereka yang rencananya akan dirilis pada musim panas 2010, Tom Thacker yang sebelumnya hanya menjadi additional player akan ikut membantu dalam menulis dan merekam lagu Sum 41. Album terbaru mereka akan diproduseri oleh Gill Norton,
Sum 41 kebanyakan dipengaruhi oleh band-band Rock 80'-90'an, seperti: Beastie Boys, Metallica, NOFX, dan The Vandals.



Sumber: http://www.kaskus.co.id/showpost.php?p=300395388&postcount=3306

Kebebasan Itu omong kosong

Kebebasan itu omong kosong

Katanya aku bebas berekspresi, tapi selama rok masih dibawah lutut.

Hidup ini singkat, mumpung masih muda nikmati sepuasnya, asal jangan lewat dari jam 10 malam.

Katanya urusan jodoh sepenuhnya ada ditanganku, asalkan sesuku, kalo bisa kaya, pendidikan tinggi, dari keluarga baik-baik.

Katanya jaman sekarang pilihan itu nggak ada batasannya, selama ikutin pilihan yang ada.
Think Again!

GEREJA SETAN

Asal mula GS didirikan oleh Anton Szandor La Vey tanggal 30 April 1966, dan GS ini secara terang-terangan diorganisasikan di San Francisco. Sebagai buku panduan umatnya, La Vey menulis sebuah kitab The Satanic Bible tahun 1969.
Meskipun keberadaan para penyembah Setan telah diketahui selama bertahun-tahun, tak seorang pun muncul dan mengakui secara terbuka bahwa mereka adalah penganut Setanisme. Setanisme pertama kali menjadi gerakan yang terbuka dan teratur di tahun 1960-an di Amerika Serikat. Tanggal 30 April 1966, Gereja Setan dibentuk di California. Pendiri gereja aneh ini adalah seorang penganut Setanisme yang bernama Anton Szandor LaVey yang menyatakan dirinya sebagai pendeta tinggi. Dikenal sebagai Paus Hitam, LaVey menulis buku-buku tempat dia merumuskan pandangan-pandangannya mengenai Gereja Setan. Judul buku-buku itu menakutkan: “Kitab Suci Setan, Upacara Setanis, Penyihir Setanis, Buku Catatan Setan dan Setan Berbicara”. LaVey meninggal di tahun 1997. Diperkirakan bahwa Gereja Setan memiliki sekitar 10 ribu anggota di Amerika Utara, dan meskipun banyak menerima tuntutan hukum, kegiatan dan upacaranya terus berjalan.
Sebuah patung Setan, raja iblis telah dibuat dan saat ini berada di Katedral Notre Dame (Paris) berwujud seperti wajah manusia-binatang bertanduk 2 buah dengan posisi bertopang dagu dan di punggungnya terdapat 2 sayap, patung ini terbuat dari batu dan dinamakan patung setan (patung itu pernah dimasukan dalam adegan film Si Bongkok dari Notre Dame).
Organisasi ini menyebut dirinya organisasi pertama di muka bumi dan di sepanjang sejarah yang secara terbuka menyatakan mengabdi kepada penerimaan terhadap fitrah sejati manusia yaitu binatang jasmaniah yang hidup di dalam kosmos yang diresapi dan dimotivasi oleh kekuatan gelap yang kami sebut Setan.

Yang pertama Gereja Setan, Gereja Setan Amerika, kini nama resmi mereka adalah Gereja Setan, nama lain adalah pendusta. Pada tanggal 29 Oktober 1997, Anton La Vey mati. Kemudian GS diwariskan kepada Blanche Barton (pendeta wanita tertinggi) yang juga adalah istrinya dan ibu anak yang ketiga yang bernama Satan Xerces Carnacki La Vey Blanche juga menjabat kepala adiministrasi GS selama 14 tahun terakhir. Semasa hidupnya, Anton La Vey mengangkat banyak anggota Kependetaan Mendes sebagai Pengacara Iblis. Dan kependetaan ini bersama Ordo Trapezoid Dewan Nan Sembilan kini bekerja sama dengan Pendeta Wanita Tinggi Barton untuk memajukan filosofi ikonoklastik yang diracik oleh La Vey.

LAMBANG

Lambang Para pengikut GS umumnya menggunakan lambang 666, pentagram, bintang bersudut 5 terbalik yang bergambar kepala kambing bertanduk dua. Sudut bintang yang menggambarkan tanduk itu bermakna Lucifer, sama tinggi dengan Allah. Tiga sudut di bawah menggambarkan tritunggal iblis, yang di tengah Lucifer, di kiri antiKristus, yang di kanan nabi-nabi palsu.
Dan iblis yang menyesatkan mereka dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi itu dan mereka di siksa siang malam sampai selama-lamanya. Tritunggal iblis ini lawan Tritunggal Kristiani (Bapa, Anak, dan Roh Kudus ).
Kepala kambing merupakan salah satu ciri khas utama penyembah Setan, unsur penyembahan yang menuju kepada pengorbanan kepada Satan Lucifer biasanya menyembelih kambing (umumnya jantan)dan menggunakan darahnya untuk upacara ritual

Gereja Setan 3 Ritual & Upacara
GS biasanya melakukan Persembahan Darah bayi hasil aborsi, yang biasanya melakukan hubungan sex didepan jemaat gereja dan setelah 4-6 bulan lamanya, maka anak itu harus digugurkan dan darahnya akan dipersembahkan kepada lucifer. Dengan demikian, Para jemaat akan selalu dilindungi Oleh lucifer dalam berbagai masalah kecuali, Tuhan.


PENGGUNAAN BARCODE

Barcode atau Kode garis-garis batangan bukan barang baru bagi kebanyakan orang. Hampir di seluruh produk buatan pabrik, bahkan kini di banyak produk rumahan, semuanya mencantumkan kode batangan ini. Kode yang terdiri dari garis-garis dengan ketebalan yang bervariasi oleh banyak kalangan dianggap sebagai sesuatu yang mempermudah pengidentifikasian suatu barang. Barcode ini lahir di Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. 

Perkembangan demi perkembangan global ini, membuat kalangan yang sejak awal mencurigai ada misi tersembunyi di balik penggunaan Barcode, semakin yakin dengan kecurigaannya. Mereka kebanyakan berlatar belakang sebagai Simbolog, Penulis, Peneliti, dan Pengkaji Alkitab.

Salah satunya adalah Mary Stewart Relfe, PhD. Perempuan pengusaha sukses dari Montgomerry, AS, yang juga berprofesi sebagai seorang pilot sekaligus instruktur peralatan Multi Engine Instrument Flight, telah menulis dua buah buku best-seller yang menyoroti konspirasi ini. Salah satunya berjudul “666 The New Money System” (1982).

Dalam bukunya tersebut, Mary Stewart yang juga seorang pengkaji Alkitab, sejak kecil sangat yakin bahwa penggunaan Barcode terkait erat dengan rencana-rencana tersembunyi dari konspirasi untuk menguasai dunia.
Tiga Tahapan 

Menurut Stewart, upaya Konspirasi untuk menguasai dunia dalam hal pengidentifikasian dan pengendalian dunia terbagi dalam tiga tahapan: tahap pertama dimulai tahun 1970 yang dijadikan titik awal bagi langkah-langkah ini.

Tahap kedua dimulai tahun 1973. Penggunaan Barcode yang awalnya diterapkan pada barang manufaktur, kini mulai diterapkan pada manusia, antara lain lewat nomor kodifikasi Angka Kesejahteraan Sosial (The Social Security Number) yang digabungkan dengan sistem pemberian angka secara universal. Penggabungan dua kodifikasi angka ini menjadi kode-kode batangan (Barcode) yang mirip dengan Barcode pada produk manufaktur yang telah diterapkan tiga tahun sebelumnya.

Awalnya diterapkan pada kartu-kartu pintar seperti Credit Card, Debit Card, ID Card, dan sebagainya. Namun pada perkembangannya juga mulai diterapkan pada manusia. Target utama tahap kedua ini adalah pemerintahan, perbankan, dan perusahaan-perusahaan pembuat kartu-kartu pintar (Smart Card).

Tahap ketiga meliputi usaha untuk mengidentifikasikan setiap macam yang ada di dunia ini, baik yang bergerak maupun yang tidak. Semua pengidentifikasian ini berguna untuk mengetahui sisi lemah suatu kelompok, wilayah, bahkan suatu bangsa, yang nantinya bisa dijadikan senjata bagi Konspirasi.
Angka Iblis

Para pengkritisi Barcode berhasil menemukan salah satu rahasia paling vital dari kode-kode batangan ini. Semua Barcode atau yang juga dikenal sebagai Universal Product Code (UPC) Barcode memiliki angka 666 dan 13.

Untuk mengetahuinya, silakan melihat Barcode yang ada di berbagai produk. Perhatikan jumlah angka yang ada di bawah garis-garis batangan. Jumlahnya selalu 13 angka. Angka 6 yang disimbolkan dalam kamus Barcode terdiri dari dua garis tipis saling berhadapan terletak di sisi paling kiri dan paling kanan Barcode, dan satunya lagi garis paling tengah. Ketiga garis yang melambangkan angka 6 ini lebih panjang dibanding garis-garis lainnya. 

Jadi, seluruh UPC Barcode yang tersebar di dunia ini memiliki rangka 666. Dalam bukunya, Mary Stewart Refle mengutip salah satu ayat Alkitab: “Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya. Dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain daripada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting di sini ialah hikmat: Barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya adalah: 666” (Wahyu 13: 16-18)

Stewart meringkas bahaya dari Konspirasi dalam hal Barcode: “Penerapan teknologi Barcode pertama kali dilakukan pada produk barang, disusul kemudian pada kartu, dan akan berubah menjadi sesuatu yang mengerikan dalam masyarakat yang tidak lagi menggunakan uang kontan… “


Musik dan Film Satanisme.


Satanisme muncul dalam banyak hal salah satunya adalah film dan musik. Banyak film yang menceritakan dengan terbuka idiom satanisme serta kisah kuasa gelap (dark forces). Film populer seperti : Friday The 13th, The Crow, Devils Advocate, Interview With The Vampire, bahkan serial The X-Files mengandung alur cerita dimana setan, satanisme atau black magic menjadi bagian penting dari film. Konon tahun 1968, Anton Szandor La Vey pernah menjadi penasehat teknis sekaligus pemeran film Rosemarys Baby, film Omen 1976 disebut telah mempopulerkan satanisme.

Dalam musik ada banyak sekali contoh musik yang berisi satanisme, contoh :

  • Lagu dari Ozzy Osbourne “Anggur baik tapi Wiski lebih cepat, bunuh dirilah satu-satunya jalan keluar”
  • Lagu dari David Bowie (majalah Rolling Stone) mengatakan Rock akan selalu menjadi musik setan
  • Lagu dari Stairway to Heaven jika di putar terbalik akan memunculkan syair pemujaan setan.
  • Lagu dari Metallica dalam The Prince melantunkan Bida.dari dari bawah, Aku ingin menjual jiwaku. Setan ambil jiwaku.
  • Pink Floyd menulis lagu Lucifer Sam dengan lirik : Lucifer Sam selalu duduk di sisimu..selalu dekat denganmu.
  • Thn 1992, Red Hot Chilli Peppers saat penerimaan anugreah MTV Awards berucap. Pertama-tama kami ingin berterima kasih pada Setan.
  • Marilyin Manson, salah satu umat GS pada majalah Spin edisi Agustus 1996. Saya berharap dikenang sebagai sosok yang mengakhiri sejarah Kekristenan, Manson tak ragu merobek Injil dan meneriakkan penghinaan terhadap Yesus Kristus.
  • Band-band Black Metal yang secara terang-terangan menggunakan lirik & ritual pemujaan terhadap setan

SEMANGAT MILITANSI KAUM “BAWAH TANAH”

 Bawah tanah” secara harfiah bila diterjemahkan dalam bahasa inggris berarti “Underground”, yang secara istilah dapat diartikan sebagai sebuah gerakan yang dilakukan oleh sebagian oaring dari bawah atau sembunyi-sembunyi, atau bias juga berarti gerakan yang menyimpang dari jalur mainstream. Dan masih banyak pengertian yang ada lainya. IstilahUnderground digunakan oleh berbagai kalangan, antara lain; pemusik, Hacker dan cracker dalam dunia maya, para politikus yang bertentangan dengan pihak penguasa, dan bahkan para mafia, geng-geng atau para triad. Tentu saja penggunaan istilah underground pada tiap kalangan berbeda. Ada yang bertujuan baik, dan juga bertujuan buruk. Kaum Underground ini biasanya berisikan orang-orang yang idealis, tidak mau merubah pendirian, dan seringt kali bertentangn atau tidak sejalan dan seiring dengan kaedah yang berlaku pada umumnya. Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit membicarakan kaum “bawah tanah” di bidang musik, khususnya di Indonesia.

Secara garis besar genre musik yang dapat dikategorikan atau yang masuk di jalur Underground adalah genre rock/metal dan punk, yang nantinya berkembang menjadi berbagai subculture atau subgenre musik, termasuk pula fusion dan mixing diantara dari dua akar besar musik ekstrem itu. Benih-benih musik underground di Indonesia sudah mulai nampak di akhir 80-an yang berkembang dari kota Jakarta. Tercatat nama band-band gaek macam Rotor, Noxa, Roxx, Suckerhead, Tengkorak, dan lain-lain. Lalu embrio musik itu mulai berkembang perlahan tapi pasti. Scene musik Underground mulai merambah pula ke kota besar lain di Indonesia, seperti Bandung, Jogjakarta, Solo, Malang, Surabaya dan Bali. Biasanya tiap-tiap kota ini mempunyai komunitas tersendiri. Seperti Ujung Rebel di Bandung dan Jogja Corpse Grinder, dll. Walau musik-musik jalur Underground terbagi dalam berbagai subgenre, namun semua subgenre itu mampu bersatu dalam suatu wadah atau sama-sama mengusung panji Underground. Masing-masing komunitas ini rutin menggelar pentas-pentas musik baik yang berskala kecil seperti studio gigs sampai event berskala besar. Selain dilakukan secara kolektif, mereka juga sering menggandeng sponsor. Tak cukup sampai disitu, mereka juga membuat usaha-usaha lain dalam upayanya mengembangkan musik underground. Usaha itu mencakup pendirian Distro Clothing, Rockshop, Studio musik, label-label independent dan juga event organizer. Bahkan mereka juga merambah usaha yang tak berkaitan dengan dunia musik seperi warnet dan toko buku,dll. Laba yang berhasil dikumpulkan digunakan untuk pengembangan musik underground.

Berbagai cara dilakukan para underground ini untuk lebih mengenalkan musik-musik mereka untuk khalayak ramai. Beberapa diantaranya seperi, merambah di radio-radio local, menerbitkan newsletter dan fanzine, membuat webzine dan magazine, serta menjalin relationship melalui internet atau situs jejaring sosial. Menarik memang bila melihat corak warna kegiatan dari komunitas ini. Tingkat kesuksesan mereka dalam usahanya bias dikatakan cukup signifiakan, mengingat hambatan yang ada sangatlah besar. Kesuksesan dapat dilihat dari semakin bertambahnya animo masyarakat terhadap musik ini, serta semakin terbukanya masyarakat dalam menerima sebuah aliran musik ekstrem. Masyarakat di kota-kota besar tampaknya mulai terbiasa dengan suara-suara bising nan menghentak dari musik itu sendiri. Ada banyak hal menarik seputar musik underground, seperti di salah satu radio lokal kota Solo, “Solo Radio.” Radio itu, selain membuat acara khusus yang memutar musik ekstrem di acara “Smash Your Ass”, mereka juga memutar musik-musik ekstrem itu disela-sela pemutaran musik mainstream di acara yang lain. “ di Solo Radio, kalias bisa dengarkan lagunya Bandoso bersamaan lagunya Viera, hahahahaha “ Seloroh Adjie, Salah satu penyiar disana yang juga nerupakan pentolan band hardcore/metal DOWN FOR LIFE, band terpanas di kota solo saat ini.

Dari tahun ke tahun, sampai dewasa ini, tantangan yang dihadapi kian berat. Khususnya setelah kejadian di gedung AACC, Bandung. Konser berdarah yang menewaskan 11 korban ini mendapat sorotan besar-besaran dari berbagai pihak. Bahkan sempat terekspos oleh media internasional ( BBC, AOL, CNN, Blobbermouth, dll). Hal itu menjadikan bekas luka yang tak kunjung hilang dari komunitas underground ini sendiri. Padahal hanya sekali itu saja konser underground berakhir menyedihkan. Tak cukup itu saja, pemerintah kota bendung pun langsung merespon dengan mem-banned segala hal yang berbau Underground. Hal itu sempat mematikan kreativitas seni dari anak-anak Ujung Berung. Sempat mati suri selama beberapa waktu, komunitas itu mulai menggeliat kembali seperti bangkit dari kubur. Walau mereka tak lagi dapat mementaskan acara musik di Bandung, tapi mereka tetap dapat bermain musik di luar kota Bandung. Burgerkill, salah satu band pentolan dari Ujung Berung bahkan sempatmelakukan tur konser di Australia.

Menilik sebuah prestasi dari band-band Underground ini, memang patut diacungi jempol. Apalagi bila dibandingkan dengan band-band mayor label yang mengikuti mainstream. Band-band mainstream bisa disebut hanya mampu berjaya di negeri sendiri dan melempem di dunia internasional. Saat ini sudah banyak duta Underground yang membawa harumnya nama bangsa Indonesia di kancah musik dunia. Jasad, Tengkorak, Noxa, Burgerkill, Makam, Siksa Kubur adalah sebagian kecil nama band-band local kita yang sudah bertaraf internasional. Tidak seperti kebanyakan band-band mainstream, yang biasanya manggung di luar negeri, tapi ternyata di undang oleh WNI yang tinggal disana. Itupun hanya terbatas di Malaysia(malingsia) dan Singapura, yang notabene masih saudara serumpun dengan kita. Ironis memang,Underground denagn segudang prestasinya hanya di pandang sebelah mata, tak pernah mandapat publikasi yang baik dari media-media dalam negeri. Mereka masih tetap jadi lahan cercaan dan kritikan dari pihak-pihak yang skeptis dan tidak suka terhadap musik ini. Media di Indonesia lebih suka menjual berita-berita sampah kawin cerainya vokalis band-band mainstream atau berita perselingkuhan. Tercatat, mungkin hanya TV-ONE yang sempat mempublikasikan scene Underground ini. Meski hanya ditayangkan dalam durasi waktu yang singkat kan tetapi hal itu sudah menjadi gejala positive bagi kemajuan scene ini. Nantinya saya harap semua media di Indonesia mau untuk ikut mempublikasikan scene musik Underground dan segala hal di dalamnya. MAJU UNDERGROUND KITA, HELL YEAH!



Sumber: http://pesareankelam.blogspot.com/2011/03/kaum-bawah-tanah.html

Biografi Thirteen

Sedikit biografi tentang Thirteen yang kemarin Kamis, 12 Juli 2012 perform di radio show, dan berhasil jadi Trending Topic di twitter:


Thirteen di bentuk pada pertengahan tahun 2006, Raynard dan Bondry bertemu dan ingin 
membuat sebuah project band yang berbeda dari yang sudah ada, dan ini lah formasi awal 
Thirteen itu sendiri. Adalah Raynard (scream / growl), Bondry (guitar), Echa (guitar), Dicky (Bass), Adit (drum), dan kemudian kita merasa butuh nuansa keys atau synth maka masuklah Rudy (Key / Synth). Awalnya bernama "Devil May Cry" tetapi karena nama tersebut merupakan nama sebuah game, jadi kita harus mencari nama lain. Dan pada saat itu lah nama kita berubah menjadi "Thirteen". Pada awal mula nya kita sering memainkan / mengcover lagu dari The Devil Wears Prada, Enter Shikari, Horse The Band, etc, maka dari itu secara tidak langsung mereka sangat mempengaruhi musik kita dalam membuat lagu walaupun masing masing personil mempunyai influence dan karakter bermain yg berbeda beda dan kita tidak membatasi masing masing personil dalam menuangkan ide membuat lagu. Seiring berjalanya waktu setelah release album perdana "It's All About Party, Music & Friendship" pada tahun 2008, Echa (guitar) keluar dari "Thirteen". Semenjak saat itu kita memutuskan untuk terus berjalan dengan formasi 5 orang, yaitu Raynard (scream / growl), Bobond (guitar), Dicky (bass), Rudy (keys / synth). Pada pertengahan tahun 2009 Rudye (keys / synth) memutuskan keluar dari Thirteen dikarenakan ingin melanjutkan studi kuliah nya dan pada tahun 2011 Dicky memutuskan keluar dari Thirteen. Lalu beberapa waktu kemudian kita menemukan 2 makhluk bumi lainya, yaitu Jodi (bass & clean voc) yang juga vocalist dari "Milky Way" , dan Eponk (keys / synth) . Dengan formasi yang sekarang ini kita akan tetap memberikan warna musik yang berbeda, dengan tetap memasukan beberapa unsur musik seperti Metalcore, Hardcore, Post Hardcore, Pop, Punk, Rock, Disco, Electro, etc. Or you can called it “Whatevercore”

Fakta Tentang Metal

Meskipun banyak ilmuwan memiliki pandangan bahwa musik metal terkait dengan masalah-masalah sosial seperti bunuh diri, kehancuran diri dan Satanisme, beberapa penelitian telah dilakukan untuk memeriksa kesehatan mental penggemar musik heavy metal. Studi ini mencoba untuk menentukan apakah ada hubungan antara kesehatan mental dan kenikmatan dari jenis musik metal di Perancis. 

Para peneliti kemudian mensurvei 333 penggemar musik metal. Kesehatan mental mereka sedang dievaluasi oleh Kegelisahan dan Depresi Rumah Sakit Skala (HADS), yang banyak digunakan sebagai instrumen yang mengukur kecemasan dan depresi. Nilai sampel penggemar musik metal itu kemudian dibandingkan dengan skor yang mengungkapkan kemungkinan gangguan mental yang berat. Kualifikasi dimasukkan variabel umur, jenis kelamin, status, pendidikan, motivasi dan partisipasi dalam budaya musik metal. Hasilnya menunjukkan bahwa penggemar musik metal terutama dewasa muda (usia rata-rata = 22,67, SD = 5,29) dan cenderung laki-laki (87,85 persen). Secara keseluruhan, para penggemar musik metal memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang sama atau bahkan cenderung lebih rendah dari tingkat populasi umum. Secara khusus, <5 persen dari penggemar musik metal yang disurvei menunjukkan gejala patologis. Subyek penelitian yang mendapat skor lebih tinggi tingkat kecemasan dan depresi adalah mereka yang berkecimpung dalam sastra dan / atau latar belakang seni daripada latar belakang ilmiah, yang menulis lirik musik metal, dan yang terlibat dalam praktek modifikasi scarification. Studi ini menunjukkan bahwa ilmuwan yang menuduh musik metal merusak jiwa harus memeriksa kembali dasar kritik mereka. Lebih banyak penelitian ilmiah diperlukan untuk lebih memahami pengaruh musik metal pada penggemar dan masyarakat.



kesimpulan : mendengarkan musik metal tidak membuat kita sakit jiwa dan depresi



Sumber: http://jodyblast.blogspot.com/2010/08/fakta-tentang-metal.html

6 Hal Menarik Tentang Aliran Death Metal


Death metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt dipopuler kan pada akhir 80an ) atau geraman maut (death growl dipopuler kan pada akhir 80an )dengan suara tenggorokkan (guttural/gurgle)". Berikut ini adalah beberapa fakta unik mengenai Death Metal :

1. Musik Death Metal Sangat Rumit
Meskipun suara - suara parau dan gitar yang kasar kadang - kadang menganggu pendengaran kita (terutama bagi mereka yg hanya terbiasa dengan musik lembut), suara - suara tadi lebih dari sekedar kebisingan idiot. Ada melodi, pola, dan komplektisitas untuk disadari dan dihargai jika kita punya cukup banyak waktu. Mungkin hal ini akan sedikit menyentil para pecinta fanatik musik melayu tanah air.

 

2. Tekhnik Bermusik yang Tinggi

Ketika seseorang dengan background musik dasar dapat secara instan belajar main musik pop, untuk mempelajari musik Death Metal dibutuhkan waktu yg lebih lama. Sebagai bandingannya, mungkin membutuhkan watu yang sama untuk belajar main Death Metal dengan belajar musik klasik atau Jazz. Bandingannya, lihatlah solo dari Siksa Kubur dan Kangen Band. Bandingkan, maka akan sangat terlihat perbedaanya.
Untuk instrumen perkusif, permainan drum pada Death Metal adalah sangat teknikal dan presisi. Dibutuhkan waktu bertahun2 bagi seorang drummer Death Metal untuk mencapai skill yang memadai untuk memainkan pola rhythm yg sedemikian kompleks pada tempo yang kedengaran mustahil. Sebagian besar elemen perkusi pada musik yang populer (dengan perkecualian musik Jazz) sangat simpel dan kadang - kadang hanya merupakan musik elektronik yg bukan dimainkan oleh musisi "betulan". Inilah yang dijual ke publik. Untuk mereka yg lebih tertarik dengan skill, Jazz dan Death Metal menawarkan suguhan yang lebih menarik untuk menikmati bakat gitar dan drum.

 

3. Aksi Panggung Yang Eksploratif

Lihatlah bagaimana para musisi Death Metal yg memainkan instrumen secara eksploratif. Jika anda mencoba memainkannya sendiri, anda akan menyadari bahwa musisi Death Metal adalah musisi - musisi yang sangat berbakat. Mempelajarinya membutuhkan latihan dan dedikasi, yang menghapus stereotipe bahwa para MetalHead adalah oran - orang yang malas. Anda mungkin juga akan terkesan betapa energiknya para anak - anak Death Metal. Jangan harap ada Death Metal di acara - acara seperti Dahsy*t, HipHipHu*a, Derin*s, dan sebagainya.

 

4. Jarangnya Plagiarisme

Di Death Metal, hampir setiap musisi selalu menulis musik mereka sendiri. Termasuk riff, drum, solo, dan liriknya. Menulis musik anda sendiri membuktikan dimensi lain dari kepiawaian instrumental seorang musisi, menjadikan musik lebih personal dan tidak ‘pasaran’. Jarang Ditemui kasus Plagiatisme atau saling mengklaim lagu Death Metal.

 

5. Lirik Death Metal Kebanyakan Fiksional

Jangan lihat musiknya dari konteks atau subyek pribadi. Kebanyakan lirik di Death Metal adalah fiksi dan tidak untuk diikuti. Jadi jangan menganggap apa yang anda dengar di musik Death Metal adalah serius. Lirik - lirik itu hanyalah penumpahan emosi seorang musisi pada lagunya. Mungkin liriknya terdengar tidak sopan dan sadis, tentang zombie, pembunuh berantai, atau bunuh diri. Tapi hal - hal tersebut adalah kenyataan yangg tak terpisahkan dari kehidupan umat manusia. Jadi apakah salah bagi seorang musisi death metal untuk merekam kejadian - kejadian tersebut secara fiksional menjadi sebuah lagu? Sebenarnya banyak juga musisi Death Metal yang mengambil tema dari cerita rakyat, atau masalah agama dan sejarah.

 

6. Deat Metal Mempunyai Banyak Sub-Genre

Tidak semua death metal sama. Genre ini mencangkup banyak sub-genre yang kadang - kadang bercampur satu sama lain. Hasilnya, sulit untuk mendeskripsikan satu band dengan satu sub-genre saja. Berikut daftar umum untuk sub-genre death metal :
  • Blackened – Mengadopsi tema dan elemen musik black metal. Contoh : Behemoth
  • Brutal – Contoh : Spawn of Possesion, Suffocation, Deicide, Dying Fetus, Obituary, Cannibal Corpse
  • Doom – Tempo yg lebih pelan, atmosfer melankolis, growl yg lebih dalam, dan drum dobel pedal. Contoh : Autopsy, Sepultura
  • Deathcore – Drum cepat, gitar down tune, tremolo picking, scream, growl, riff melodik dan breakdown. Contoh All Shall Perish, Job for A Cowboy, God Forbid
  • Grind – Intense, musik singkat, vokal menjerit lebih menonjol. Contoh : Carcass
  • Jazz fusion – Contoh : Atheist, Cynic
  • Melodic – Harmoni gitar dan melodi dengan vokal tingi. Contoh : Arch Enemy, At The Gates, Soilwork, In Flames, Amon Amarth, Children of Bodom
  • Symphonic – Contoh : Nightfall, Eternal Tears of Sorrow
  • Technical/Progressive – Struktur lagu dinamis, time signature, harmoni, dan melodinya tidak umum. Contoh : Nile, Necrophagist, Death